Pada 5 Oktober mendatang, pemilu akbar akan diadakan di Brazil, mencakup pemilihan presiden, gubernur negara bagian, kongres nasional, dan badan legislatif daerah. Untuk presiden dan gubernur jika pada putaran pertama tidak mendapat suara lebih dari 50% maka akan diadakan putaran kedua 26 Oktober. Brazil, seperti juga Indonesia menganut sistem multi partai, jarang ada satu partai yang mendapat kekuasaan mutlak, akhirnya mereka akan bekerja sama dengan partai-partai lain membentuk koalisi.
Yang berbeda adalah cara pemilihannya. Jika di Indonesia masih menggunakan cara manual dengan kertas dan pencoblosan, maka di Brazil sudah menggunakan sistem elektronik. Pemungutan suara elektronik pertama kali diperkenalkan ke Brasil pada tahun 1996; dengan tes pertama yang dilakukan di negara bagian Santa Catarina. Tujuan utama desain dari mesin voting Brasil adalah kesederhanaan yang ekstrim, dengan model seperti bilik telepon umum.
Mesin voting pada pemilu sudah digunakan mulai tahun 2000. Mesin voting menyelesaikan tiga langkah (identifikasi pemilih, keamanan suara dan perhitungan) dalam suatu proses tunggal, menghilangkan penipuan berdasarkan dokumen publik palsu atau dipalsukan. Partai-partai politik memiliki akses ke program mesin voting sebelum pemilihan untuk audit. Masih tetap beberapa pertanyaan tentang keamanan sistem pemungutan suara elektronik, tetapi tidak ada kasus kecurangan pemilu telah ditemukan.
Sistem voting telah diterima secara luas, karena fakta yang sangat mempercepat penghitungan suara. Dalam pemilihan presiden 1989 antara Fernando Collor de Mello dan Luiz Inácio Lula da Silva, penghitungan suara yang diperlukan sembilan hari. Dalam pemilihan umum 2002, jumlah yang dibutuhkan kurang dari 12 jam. Di beberapa kota-kota kecil hasil Pemilu menit diketahui setelah penutupan surat suara. Pada 2012 , hasil pemilu diketahui pukul 17.00 waktu setempat pada hari yang sama dengan hari pemilu berlangsung.
Para pendukung suara elektronik mengklaim bahwa kecuali penipuan sengaja dirancang ke dalam mesin, akan mustahil terjadi penipuan luas dalam waktu perhitungan yang relatif singkat. Badan Pengawas Pemilu Brazil (TSE) secara berkala menggelontorkan dana penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan mesin. Untuk dapat mengaudit suara, sistem pencetakan telah dikembangkan dan sistem pendaftaran pemilu yang baru direncanakan. Kini mesin telah diperbarui dengan berbasis biometrik, pemilih harus mengenalkan diri dengan alat pendeteksi sidik jari sebelum menggunakan mesin voting, mulai digunakan pada tahun 2012. Secara bertahap mengumpulkan 22 juta sidik jari yang akan digunakan pada pemilu 2014.
Brazil juga meminjamkan mesin voting untuk negara-negara lain. Diantaranya adalah pada pemilihan umum Uruguay dan Ekuador. Wait for Indonesia!
Belo Horizonte, 19/9/2014
Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Elections_in_Brazil
http://en.wikipedia.org/wiki/Brazilian_general_election,_2014
wawancara
Telah dipublish juga di kompasiana
No comments:
Post a Comment