Telat sekali untuk menulis ini, kisah mahabharata sudah populer dari dulu. Mengikuti alur budaya hindu-budha hingga Islam masuk ke Indonesia, di lestarikan dalam wayang kulit dengan tambahan para punakawan. Di sampaikan dalang dalam acara nikah, sunat atau ruwatan. Wayang dan cerita ini populer di Indonesia.
Apakah cerita ini nyata atau fiksi, banyak yang memperdebatkannya. Tapi, ada satu hal yang menggelitik hati, menurut saya sunggu cerita ini fiksi, bolehlah kita taruh nama-nama tempat, sungai dll benar adanya. Tapi bukankah itu bisa ditulis oleh kebanyakan penulis sekarang yang memakai jakarta sebagai setting novel mereka, sungai ciliwung, gedung sate, bandung, melintasi pantura, dan sampai surabaya?
Kalau dilihat dari isinya yang penuh ajaran dan kata bijak, loh bukannya banyak juga penulis dengan genre yang seperti ini, di novel mereka bertabur untaian kata mutiara hikmah? banyaknya dewa-dewa yang punya anak lewat manusia jelas tak bisa saya terima dengan akal. Darimana penulis tahu tentang karna yang anak kunti sementara bahkan kunti tak pernah bercerita pada pandawa tentang kakak mereka.
Just easy like that. Anyway, mahabharata tetaplah sebuah karya besar yang pastinya perlu waktu lama untuk menyelesaikannya. He have great idea. òtimo ideia.
No comments:
Post a Comment