Tuesday, September 9, 2014

Paspor Warna Hijau

Membuat Paspor Republik Indonesia

 Akhirnya, punya paspor.

Paspor itu identitas resmi, sama seperti ktp pas kita di negara orang. Tapi by the way Western Union Indonesia mewajibkan penerima wu memperlihatkan dua identitas di antara tiga, ktp, sim, dan paspor. Kalau nggak ktp+sim, ktp+paspor, yaaa sim+paspor lah, nah kalau kayak saya waktu itu yang cuma megang ktp, nggak punya sim apalagi paspor, nerima wu jadi berabe. Padahal nggak semua bank terkoneksi wu.


Paspor Indonesia berwarna hijau dengan lambang garuda dan tulisan “Paspor Republik Indonesia” dan versi inggrisnya –biar berlaku internasional kali ya-. Proses buat paspor waktu itu lumayan lama, apalagi ane settled di Palangka and keluargaku di jarak 18 jam perjalanan pake bus. Jadi banyak dokumen and syarat yang musti ngambil dulu atau dikirim dulu. Parahnya adalah selama desember-februari saya liburan ke rumah, ehhh  ktp ku ketinggalan pula, dan lengkaplah penderitaan.
Untuk urusan satu ini saya dapat bocoran mbah google bahwa saya harus pergi ke kantor imigrasi provinsi, dan pergilah saya kesana, cuma buat disuruh ngambil daftar dokumen yang mesti dilampirkan ntar. oke deh, buat irit kertas kali ya, jadi itu daftar dokumen di taruh diselembar kecil kertas, pas itu klo nggak salah tujuh (7) syarat. Intinya ktp, kartu keluarga, akte lahir/ijazah (dari SD ampe ijazah terakhir), surat nikah bagi yang sudah merid, surat baptis bagi non muslim, kitab n kitas bagi wna.
Karena KTP and KK ana mesti minta kirim dulu sama keluarga di nan jaoh di mato, saya harus sabar-sabar, sambil deg-degkan kalo telat dikirim. Petugas loket di imigrasi palangka raya seenggaknya ada tiga orang deh, mas-mas judes… saya suka mules klo mesti berhadapan dengan beliau, ngomongnya sepatah-sepatah, kata-katanya nusuk, apalagi pas saya nggak bawa dokumen lengkap, duh!.. ada juga mbak-mbak muda, umurnya mungkin nggak beda jauh dengan saya, lembuuut banget (harusnya itu mas-mas nyontoh mbak ini kali ya) secara petugas paling depan itu musti kaya senyum, trus murah lagi, lebih menenangkan.
Sebenarnya kalau syarat kita lengkap cepet saja prosesnya, sayangnya ayah saya cuma punya KK jadul (kata mereka) dibuat pas ana belum punya ktp, and tidak terdaftar NIK saya disono, jadilah mereka minta KK baru or bukti lain yg menyatakan NIK saya adalah yang sebener2-nya. Untung ada, sebuah surat dari dinas kependudukan kabupaten yang nyantumin seluruh anggota KK beserta NIK mereka.
Pas dokumen saya udah lengkap, pagi-pagi saya nyatroni imigrasi. Eh, ternyata cuma di liat. Setelah itu petugas akan memberi kita stopmap besar warna kuning yang isinya adalah formulir permohonan untuk dibuatkan paspor, paspor sendiri ada banyak macamnya. Ada paspor biasa 20 atau 28 lembar, saya lupa, paspor biasa 48 lembar, paspor elektronik dll, intinya pilihan kita tergantung harga. Saya memilih yang biasa 48 lembar, biaya pembuatannya Rp. 255.000. setelah formulir yang kita isi selesai kita perlihatkan dengan petugas akhirnya dapat slip pembayaran dan meminta kita untuk membayar di bank BNI dan meminta saya datang 3 hari lagi untuk wawancara dan ambil foto, kalau diterima dan membawa kopi semua berkas. Mereka kerja samanya dengan BNI, baguslah kalau langsung maen ke bank gini berarti nggak ada cola calo hehehehe
Datang ke BNI cabang, kecil, mocit, nggak antri, seneng banget. Sama kasir diminta 5 ribu buat biaya transfer, iya aja deh. Dan pulanglah saya dengan membawa slip bukti pembayaran yang berharga itu.
Tiga hari berikutnya saya siang-siang ke imigrasi buat wawancara, ehhh ternyata ambil no antri (tahu gini nggak siang-siang amat datangnya), jadilah saya menunggu antrian sambil merajut, pas itu lagi seneng-senengnya merajut :D. Waktu akhirnya giliran saya, Alhamdulillah yang menerima waktu itu seorang Bapak setengah baya dan mbak2 muda dan wajah-wajah mereka sumringah banget, jadi hilanglah nervous saya. Kayak mau di apain aja. Jangan tegang, santai saja, kata itu Bapak2. Beliau meminta kopi dokumen dan mulai menceklist kelengkapan, okk yang ini yakin lolos, hal-hal yang ditanyakan biasa saja. Jawab saja dengan jujur, mau ke Negara mana, dalam rangka apa, dengan siapa, dan hal-hal lain. Tiba-tiba setelah berapa lama, mereka bilang saya lulus, dan menunjukkan calon paspor saya cieeeeee. Setelahnya adalah berfoto, ehhh saya pakai kerudung putih, (baju saya hitam kala itu) tak kira dengan baju tahi cicak ini sudah masuk kategori berwarna seperti yang diminta. Ternyata foto paspor itu close up wajah, jadilah kerudung putih saya (tak berwarna) harusnya musti ada poleng dikit. Pas di coba fotonya tak terdeteksi karena latar juga putih, akhirnya pinjam kerudung di imigrasi, kecil krudungnya :D. langsung ke detek. Dan akhirnya calon paspor saya tanda tangani, mereka minta balik lagi untuk ambil paspornya dalam 3 hari kerja. Karena pas itu adalah kamis, dan sabtu libur maka mereka minta untuk datang lagi hari Rabu. Siappp bos..
and jadilah rabu tanggal 5 maret, I got my green paspor.
Parpor Republik Indonesia.

Skr,, tinggal buat visanya lagi. Perjuangan lagi, karena musti ke Jakarta dan jujur, ane belum pernah nginjek tanah Jakarta. Pun tak kenal siapapun disono.

 salam, 
_ud

No comments:

Post a Comment