Membuat Paspor Republik Indonesia
Akhirnya, punya paspor.
Paspor itu identitas resmi, sama
seperti ktp pas kita di negara orang. Tapi by the way Western Union Indonesia
mewajibkan penerima wu memperlihatkan dua identitas di antara tiga, ktp, sim,
dan paspor. Kalau nggak ktp+sim, ktp+paspor, yaaa sim+paspor lah, nah kalau
kayak saya waktu itu yang cuma megang ktp, nggak punya sim apalagi paspor,
nerima wu jadi berabe. Padahal nggak semua bank terkoneksi wu.
Paspor Indonesia berwarna hijau
dengan lambang garuda dan tulisan “Paspor Republik Indonesia” dan versi
inggrisnya –biar berlaku internasional kali ya-. Proses buat paspor waktu itu
lumayan lama, apalagi ane settled di Palangka and keluargaku di jarak 18 jam
perjalanan pake bus. Jadi banyak dokumen and syarat yang musti ngambil dulu
atau dikirim dulu. Parahnya adalah selama desember-februari saya liburan ke
rumah, ehhh ktp ku ketinggalan pula, dan
lengkaplah penderitaan.
Untuk urusan satu ini saya dapat
bocoran mbah google bahwa saya harus pergi ke kantor imigrasi provinsi, dan
pergilah saya kesana, cuma buat disuruh ngambil daftar dokumen yang mesti
dilampirkan ntar. oke deh, buat irit kertas kali ya, jadi itu daftar dokumen di
taruh diselembar kecil kertas, pas itu klo nggak salah tujuh (7) syarat.
Intinya ktp, kartu keluarga, akte lahir/ijazah (dari SD ampe ijazah terakhir),
surat nikah bagi yang sudah merid, surat baptis bagi non muslim, kitab n kitas
bagi wna.
Karena KTP and KK ana mesti minta
kirim dulu sama keluarga di nan jaoh di mato, saya harus sabar-sabar, sambil deg-degkan
kalo telat dikirim. Petugas loket di imigrasi palangka raya seenggaknya ada
tiga orang deh, mas-mas judes… saya suka mules klo mesti berhadapan dengan
beliau, ngomongnya sepatah-sepatah, kata-katanya nusuk, apalagi pas saya nggak
bawa dokumen lengkap, duh!.. ada juga mbak-mbak muda, umurnya mungkin nggak
beda jauh dengan saya, lembuuut banget (harusnya itu mas-mas nyontoh mbak ini
kali ya) secara petugas paling depan itu musti kaya senyum, trus murah lagi,
lebih menenangkan.
Sebenarnya kalau syarat kita
lengkap cepet saja prosesnya, sayangnya ayah saya cuma punya KK jadul (kata
mereka) dibuat pas ana belum punya ktp, and tidak terdaftar NIK saya disono,
jadilah mereka minta KK baru or bukti lain yg menyatakan NIK saya adalah yang
sebener2-nya. Untung ada, sebuah surat dari dinas kependudukan kabupaten yang nyantumin seluruh anggota KK beserta NIK mereka.
Pas dokumen saya udah lengkap,
pagi-pagi saya nyatroni imigrasi. Eh, ternyata cuma di liat. Setelah itu
petugas akan memberi kita stopmap besar warna kuning yang isinya adalah
formulir permohonan untuk dibuatkan paspor, paspor sendiri ada banyak macamnya.
Ada paspor biasa 20 atau 28 lembar, saya lupa, paspor biasa 48 lembar, paspor
elektronik dll, intinya pilihan kita tergantung harga. Saya memilih yang biasa
48 lembar, biaya pembuatannya Rp. 255.000. setelah formulir yang kita isi
selesai kita perlihatkan dengan petugas akhirnya dapat slip pembayaran dan
meminta kita untuk membayar di bank BNI dan meminta saya datang 3 hari lagi
untuk wawancara dan ambil foto, kalau diterima dan membawa kopi semua berkas.
Mereka kerja samanya dengan BNI, baguslah kalau langsung maen ke bank gini berarti nggak ada cola calo hehehehe
Datang ke BNI cabang, kecil, mocit,
nggak antri, seneng banget. Sama kasir diminta 5 ribu buat biaya transfer, iya
aja deh. Dan pulanglah saya dengan membawa slip bukti pembayaran yang berharga
itu.
Tiga hari berikutnya saya siang-siang
ke imigrasi buat wawancara, ehhh ternyata ambil no antri (tahu gini nggak
siang-siang amat datangnya), jadilah saya menunggu antrian sambil merajut, pas
itu lagi seneng-senengnya merajut :D. Waktu akhirnya giliran saya,
Alhamdulillah yang menerima waktu itu seorang Bapak setengah baya dan mbak2
muda dan wajah-wajah mereka sumringah banget, jadi hilanglah nervous saya.
Kayak mau di apain aja. Jangan tegang, santai saja, kata itu Bapak2. Beliau
meminta kopi dokumen dan mulai menceklist kelengkapan, okk yang ini yakin
lolos, hal-hal yang ditanyakan biasa saja. Jawab saja dengan jujur, mau ke
Negara mana, dalam rangka apa, dengan siapa, dan hal-hal lain. Tiba-tiba
setelah berapa lama, mereka bilang saya lulus, dan menunjukkan calon paspor
saya cieeeeee. Setelahnya adalah berfoto, ehhh saya pakai kerudung putih, (baju
saya hitam kala itu) tak kira dengan baju tahi cicak ini sudah masuk kategori
berwarna seperti yang diminta. Ternyata foto paspor itu close up wajah, jadilah
kerudung putih saya (tak berwarna) harusnya musti ada poleng dikit. Pas di coba
fotonya tak terdeteksi karena latar juga putih, akhirnya pinjam kerudung di
imigrasi, kecil krudungnya :D. langsung ke detek. Dan akhirnya calon paspor
saya tanda tangani, mereka minta balik lagi untuk ambil paspornya dalam 3 hari
kerja. Karena pas itu adalah kamis, dan sabtu libur maka mereka minta untuk
datang lagi hari Rabu. Siappp bos..
and jadilah rabu tanggal 5 maret, I
got my green paspor.
Parpor Republik Indonesia.
Skr,, tinggal buat visanya lagi.
Perjuangan lagi, karena musti ke Jakarta dan jujur, ane belum pernah nginjek
tanah Jakarta. Pun tak kenal siapapun disono.
salam,
_ud
No comments:
Post a Comment