Wednesday, November 2, 2016

Mushola - Skala Prioritas

Ini murni curhat.

Pada perjalanan pulang kami, istri partner jalan bertanya pada suaminya.

"Ya Abdu, kenapa kita jauh-jauh menolong orang lain di kota lain, sementara tidak engkau tolong orang-orang di kota sendiri untuk memiliki mushola di pusat kota, sehingga orang-orang bisa rehat dan sholat tanpa pergi ke masjid?"

Menohok. Ah, bagaimanakah lagi cara mengagumi beliau-beliau selain dengan mendo'kan kebaikan, keberkahan dunia akhirat. Seperti juga yang beliau bilang hampir setiap kali kami pulang istirahat.

'Semoga usaha kalian bisa menjadi hujjah kelak di akhirat saat mereka bilang, tidak ada yang menyampaikan islam pada kami.'


Perjalanan kami tidak pendek, tujuh jam bermobil. Mengunjungi mushola yang masih berstatus 'nyewa' dan lagi-lagi dengan uluran tangan-tangan beliaulah uang sewa dibayarkan. Bagaimanalagikah cara mengagumi dan berterima kasih pada mereka selain mendo'akan keberkahan dunia dan akhiratnya?


Apa jawab suaminya?

"Kita harus memahami pokonya. Di kota kita sudah ada sebuah masjid permanen meskipun jauh dari pusat kota, meskipun tidak buka setiap hari, meski dengan demikian tidak cukup waktu istirahat kita untuk mencapai sana dan sholat di masjid, tetapi ... setidaknya kita sudah punya. Sebuah tempat yang di sana kita berkumpul dan mengkaji Islam, yang di sana ada Sheikh yang stand by untuk umat.

"Tapi, wahai istriku ... di tempat yang kita kunjungi, tidak ada mushola sama sekali. Umat muslim tercerai tanpa tempat ibadah dan silaturahmi. Tahukah engkau bahwa mereka semakin kuat dengan dukungan dari pihak lain. Silaturahmi kita yang meskipun belum bisa rutin bisaa meningkatkan ghirah di tempat terpencil tersebut. Memang penting mempunyai mushola di pusat kota kita, tapi kita haruslah melihat skala prioritas. Ada begitu banyak yang harus disiapkan sebelum menyewa sebuah tempat, dan ... dengan persiapan yang sama ... semoga lebih banyak kebaikan diperoleh mushola di daerah tersebut dibanding di kota kita."

Mushola Uberlandia
foto diambil dari trotoar depan :)

Kecil, nyumplik,
Hanya sebuah toko kecil yang disulap menjadi mushola. Tiga Qur'an, tiga sajadah, dan karpet sederhana. Plakat namanya hanyalah print out hitam putih di kertas A4.

Anda ingin membantu?

Bahkan orang-orang yang berinisiatif dengan tempat ini sedang menyusun rencana bantuan di desaku (nun jauh di ina sana).

Perjalanan ini ...

Ah, entah berapa banyak hikmah yang bisa dipetik.

Salah satunya adalah, kalimat beliau.
"Umi, setiap saya melewati sebuah tempat baru ... saya selalu ingat untuk membaca syahadat dan ayat Qursi, karena bisa jadi, tempat ini belum pernah diagungkan nama Allah." :(


Mushola Uberlandia tampak depan
Foto kunjungan setahun lalu

They are
Ada banyak yang bisa dikisahkan pada perjalanan ini, tiba-tiba blank. :( 

No comments:

Post a Comment