Kita pernah berasal dari tanah yang sama,
Melintasi mesin-mesin besar itu,
Melibas hingga layu,
Melibas hingga layu,
Kita pernah berbagi kisah yang sama,
Tentang rumput-rumput basah
Hingga aliran air saat hujan datang
Tentang rumput-rumput basah
Hingga aliran air saat hujan datang
Kita pernah sama bergandengan,
menghadang
Menghindar pisah jurang,
Yang makin mengangkang
menghadang
Menghindar pisah jurang,
Yang makin mengangkang
Kita pernah sama-sama tergugu
Melewati sebaris jalan tak jelas,
dengan suara bertalu-talu,
dan angin membuat kebas
Melewati sebaris jalan tak jelas,
dengan suara bertalu-talu,
dan angin membuat kebas
Lalu kita terpisah kawan,
entah siapa tangan-tangan itu,
sungguh kita menangis hingga batas pandang mata ini
Buatku pilu,
terharu,
entah siapa tangan-tangan itu,
sungguh kita menangis hingga batas pandang mata ini
Buatku pilu,
terharu,
sekarang kita disini
menikmati pagi
mentari mencipta pucuk di kaca-kaca tinggi
pun hawa secangkir kopi,
dihirup seorang bertopi mungil, dan kita ikut menikmati
senyumnya,
menikmati pagi
mentari mencipta pucuk di kaca-kaca tinggi
pun hawa secangkir kopi,
dihirup seorang bertopi mungil, dan kita ikut menikmati
senyumnya,
Selamat tinggal, ucapmu bungah,
senyum kita merekah
Kita akan bertemu di atas sana,
Kau lambai tangan saat rantai-rantai besi mengikatmu
Jikapun suatu hari kita mungkin terpisah lagi,
Biarlah bahagia mengudara
Karena kita menyangga bangunan yang sama.
senyum kita merekah
Kita akan bertemu di atas sana,
Kau lambai tangan saat rantai-rantai besi mengikatmu
Jikapun suatu hari kita mungkin terpisah lagi,
Biarlah bahagia mengudara
Karena kita menyangga bangunan yang sama.
#curhat bijih besi
BH 13.12.14
BH 13.12.14
No comments:
Post a Comment